free page hit counter
Blogging Should Be Fun !

Mewujudkan Masyarakat Belajar ( Sebuah Ikhtiar Pencitraan Moral Bangsa)

“Jadilah kalian kaum Rabbani, karena kalian selalau mengajarkan kitab (Qur’an) dan selalu mempelajarinya” (Q.s 03 :79)

                                                -Al-qur’an-

Humanisasi Pendidikan mencita-citakan perwujudan adanya masyarakat belajar yang memahami signifikansi pemikiran dan pendidikan dalam kehidupan kita. Masyarakat belajar adalah masyarakat yang menyadari sepenuhnya pentingnya bersikap empatik dalam kehidupan nyata. sikap empatik yang terbentuk, terbina dan terpupuk merupakan kepribadian bangsa yang harus di pelihara. Melalui masyarakat belajar ini dimungkinkan terciptanya harmonisasi kehidupan masyarakat madani yang mengedepankan kepekaan sosial dalam menjalani kehidupan ini. di samping itu, penting pula memahami kehidupan sebagai proses pencitraan sosial.

Masyarakat pendidikan tidak diukur dari setinggi apa gelar kependidikan yang di dapat, melainkan bagaimana proses pengejawantahan dari pengetahuan yang di dapat dari proses pembelajaran yang ada. masyarakat belajar ini merupakan modal dalam membentuk , membina dan memlihara kepribadian bangsa yang berbasis moralitas bangsa dan keinginan untuk memajukan kehidupan sosialnya. Dan masyarakat belajar ini perlu mendapat perhatian yang lebih sebagai bagian dari usaha pendistribusian dan pendeskripsian karakter pendidikan bangsa yang humanis dan mengedepankan aspek persamaan sebagai manusia. Dalam hal ini, kampanye media massa dalam membentuk masyarakat empatik di rasa memberikan ruang demi terselenggaranya masyaraat belajar itu sendiri.

masyarakat sosial yang empatik, didasarkan pada kesadaran nyata tentang kehidupan sosial, memungkinkan keberlangsungan kehidupan manusia yang mengatasnamakan cita-cita luhur demi terwujudnya kehidupan sosial yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. media massa memberikan kesempatan kepada kita untuk saling mengasihi, saling menyayangi dan saling mengutamakan kepentingan sosial, sebab : “sayangilah apa yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan mengasihanimu”(al-hadits)

satu hal yang penting dalam sistem pendidikan kita adalah perliu adanya rekonstruksi sistem pendidikan nasional yang benar-benar dapat memfasilitasi karakteristik kepribadian bangsa sebagai bangsa berdaulat dan beragama. Seiring dengan cita-cita yang tertera dalam legislasi bangsa Indonesia yakni mengembangkan kecerdasan bangsa yang berdasar pada keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan, memelihara kemuliaan dan pekerti luhur, dan mengembangkan segenap potensi diri sebagai bagian dari cita-cita mencerdaskan bangsa.

Reorientasi pendidikan Indonesia ialah bahwa perlu ada sebuah upaya, evolusi pendidikan dengan segenap sistem yang dijalankan di dalamnya dalam proses belajar-mengajar. Bagaimana pendidik mengajar dengan hati, mengutamakan etika guna mewujudkan kecerdasan afeksi. Dan anak didik mampu memahami dengan hati pula sehingga transfer pengetahuan yang dilakukan benar-benar berlangsung, tanpa ada gangguan yang kiranya dapat menyebabkan pesan pendidikan terhalang.

Reorientasi ini pun dimaksudkan untuk membentuk citra masyarakat belajar. Sebuah kondisi masyarakat yang menyadari sepenuh hati akan pentingnya pendidikan. Masyarakat belajar senantiasa melestarikan tradisi intelektual dan tradisi sosial yang ada. sekali lagi, cita-cita ini adalah sebuah upaya. Maka elemen terpenting yang harus dimiliki dalam mewujudkan masyarakat belajar adalah kecerdasan IQ Intelectual quotient, EQ Emotional Quotient, SQ Spiritual Quotient dan AQ Adversity Quotient (Yunsirno. Keajaiban Belajar. 2010, h. 44-46)

Islam mencita-citakan adanya masyarakat belajar, dimana masyarakat yang senantiasa melakukan segalanya dengan hati. Dalam islam kesadaran ada;ah yang terpenting, dan yang membedakan mukmin yang baik dengan yang lainnya adalah aspek Zaidan (kesadaran penuh) yang terpelihara, keyakinan yang sepenuh hati (Q.S 112 : 1). dan perbuatan yang tidak hanya sekedar ucapan melainkan ada nilai aplikatif dalam kehidupannya (Q.S 61: 2-3).

Demikian pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya perwujudan masyarakat belajar dalam upaya membangun bangsa, “Dan Allah  menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam)” (Q.s 10 : 25).

*Ridwan Rustandi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECENT POSTS
ADVERTISEMENT
Our gallery