free page hit counter
Blogging Should Be Fun !

SUMMERY PEACE TALK : Perempuan dan Perdamaian dalam Perspektif SosiologiSUMMERY PEACE TALK :

Bagian 1: Stigma Sosial terhadap Perempuan

Sebelum kesadaran akan perjuangan hak yang sama bagi setiap gender, perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang tersubordinasi atau terpinggirkan. Mereka sering dipandang lemah, dianggap tidak perlu menempuh pendidikan tinggi, dan dianggap tidak mampu berkontribusi secara langsung dalam masyarakat. Bahkan dalam konflik sosial seperti perang, perempuan sering menjadi korban yang paling terdampak. Contohnya, pada Perang Dunia II, Jepang menggunakan perempuan sebagai alat pelenggang kekuasaan dengan menyediakan mereka sebagai budak seks untuk anggota Tentara Jepang, yang dikenal sebagai “jugun ianfu”. Hal ini mencerminkan bagaimana stigma buruk terhadap perempuan di masyarakat.

Bagian 2: Perempuan dan Perdamaian

Dari segi sejarah, perempuan seringkali menjadi ujung tombak perdamaian. Selain itu, banyak perempuan yang menjadi agen perubahan sosial. Di Indonesia, tokoh seperti Cut Nyak Dien, RA. Kartini, Rahmah El-Yunusiah, dan lainnya memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan keadilan dan menghindari perlakuan yang merendahkan martabat mereka. Di era sekarang, perempuan bahkan menjadi agen perdamaian secara langsung. Contohnya, pengiriman penjaga perdamaian perempuan, termasuk yang menjadi agen penjaga perdamaian perempuan terbesar ke-7 di dunia dan yang pertama di Asia Tenggara, yang bertugas melindungi penduduk sipil dalam pergolakan di Suriah. Perempuan dianggap memiliki kepekaan sosial yang kuat, terutama dalam hal membela korban perang, termasuk anak-anak dan perempuan.

Bagian 3: Perempuan dan Perdamaian dalam Perspektif Sosiologi

Konstruksi sosial yang telah mengakar tentang perempuan dapat mempengaruhi keutuhan masyarakat itu sendiri. Sebelumnya, masyarakat membentuk persepsi bahwa perempuan adalah kelompok yang terpinggirkan, tak berdaya, dan rentan menjadi korban kekerasan seksual. Nilai dan norma yang diadopsi oleh masyarakat turut menguatkan stigma tersebut. Namun, saat ini, terjadi perubahan sosial di mana masyarakat mulai menyadari bahwa perempuan memiliki hak yang sama dan bahkan dapat menjadi bagian dari menjaga perdamaian itu sendiri.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECENT POSTS
ADVERTISEMENT
Our gallery