Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban adalah hari di mana sebagian besar umat Islam melaksanakan ibadah qurban, yaitu dengan menyembelih hewan kurban dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Prosesi penyembelihan hewan kurban memiliki intisari soal keihlasan dan ketaqwaan kepada Tuhan. Dalam hadits disebutan bahwa :
“Segala titik darah yang keluar nilainya adalah ibadah, dan jelas di dalam hadits rasulullah bahwasannya binatang yang dikurbankan tersebut akan menjadi tunggangan di hari kiamat nanti”. (Al-Hadits).
Bagi umat Islam, kurban adalah ungkapan rasa terima kasih kepada Allah atas segala limpahan rezeki dengan cara berbagi makanan berharga kepada orang-orang yang tidak mampu. Artinya, dengan adanya penyembelihan tersebut, secara tidak langsung telah terjadi transfer kedamaian dan ketenangan bagi orang lain.
Simbol-simbol keajegan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada dasarnya telah terejawantahkan dalam proses ibadah kurban. Dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 2 dijelaskan bahwa “Dan Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa”. Potongan makna ayat tersebut memiliki keterikatan substansi dari makna kurban itu sendiri untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
Erich From dalam The Art of Loving memberikan pesan bahwa seseorang yang memiliki perasaan cinta terhadap sesuatu hal termasuk dengan ajaran agama yang merupakan cerminan dari sikap keimanan maka, kita harus dapat memberikan perhatian. Salah satu bentuk perhatian dalam momentum bulan haji ini salah satunya adalah dengan berkurban.
Melalui berkurban, kedamaian kehidupan tersebut akan terasa bagi orang-orang yang memiliki kekurangan. Dengan berkurban, kehidupan manusia akan tetap berlanjut karena bisa jadi dia tidak akan bisa bertahan hidup karena sama sekali tidak mendapatkan makanan untuk dikonsumsi sekalipun urusan nyawa dan takdir seseorang sudah merupakan hak bagi Tuhan.
Pesan selanjutnya dari Erich From adalah menyoal sikap tanggungjawab. Tanggungjawab kita sebagai muslim adalah salah satunya dengan menjalankan misi dari potongan ayat Al-Quran di atas. Sebagai satu kesatuan layaknya disebutkan dalam hadits bahwa muslim satu dengan lainnya ibaratkan sebuah bangunan yang kokoh maka, tugas kita adalah untuk tetap mengokokohkan bangunan tersebut agar tidak roboh.
Erich From juga menyoroti soal perilaku (rasa hormat) atau akhlak. Sebagai orang yang beriman sudah semestinya kita sebagai hamba-Nya harus menunjukkan cerminan perilaku keimanan dengan cara memujinya serta meng-agungkannya dalam menjalani aktivitas keseharian.
Dalam konteks ini, kewajiban tersebut bukan hanya diberikan pada sesama umat muslim saja. Tetapi, nilai tersebut pun harus sampai pada seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Latar belakang agama bukanlah menjadi penghalang untuk bisa saling memberikan rasa hormat di antara satu sama lain. Dengan selalu memegang teguh prinsip tersebut, sudah barang tentun kehidupan umat manusia akan selalu diliputi nilai-nilai kedamaian di dalamnya.
Sebagai umat yang beriman, tentunya pesan soal mencintai negara adalah salah satu bentuk cerminan iman, maka, sebagai orang yang beriman kita juga dituntut untuk mampu mencintai keragaman yang ada, karena sejatinya keragaman adalah rahmat yang Tuhan anugerahkan bagi seluruh umat manusia.
Penulis: Husni Abu Bakar
Sumber Ilustrasi: Freepik