Awal tahun 2021 Indonesia sedang dilanda musibah, diantaranya banjir, longor, gempa bumi, dan beberapa bencana alam lainnya di berbagai titik wilayah Indonesia yang memakan banyak korban jiwa. Indonesia telah mengalami musibah yang memakan korban jiwa yang belum genap satu bulan ini ditambah masih belum selesainya bencana non-Alam yaitu penyebaran Covid-19. Terjadinya peristiwa ini banyak sekali faktor terutama perubahan cuaca, iklim, dan lain-lain.
Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi multi risiko bencana alam saat ini meningkat memasuki pada bulan Januari, Februari, hingga Maret 2021 selain itu potensi gempa bumi pun meningkat seiring dengan waktu. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu tetap waspada dalam menghadapi potensi multi risiko bencana dari aspek cuaca, iklim, gempa ataupun tsunami. Di kutip dari Tirto.id (20/01/2021)
Seperti penyebab maraknya banjir dan longsor di beberapa kawasan Kalimantan Selatan, Puncak Bogor, Cirebon, Pekalongan dan kawasan lainnya di faktorkan adanya Fenonema La Nina dan Faktor Topografi, Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM) Pramono Hadi mengatakan, La Nina secara umum dapat digambarkan sebagai fenomena iklim yang bertolak belakang dengan el Nino atau fenomena kemarau panjang, hal ini dikarenakan sistem anomaly fenomena global yang berulang berkisar antara 2-7 tahun, fenomena ini berdampak kondisi iklim di Indonesia yang sedang mengalami peningkatan curah hujan yang tinggi. Selain itu, curah huajn tinggi memiliki hubungan dengan topografi, fenomena ini membuat La Nina menjadi tidak seragam di seluruh wilayah, seperti Kalimantan Selatan yang topografi daratan yang rendah sehingga apabila terjadi curah hujan tinggi akan terjadinya genangan banjir, walaupun terdapat saluran air, genangan banjir akan selalu ada. Di kutip dari Laman Instagram kompas.com (20/01/2021)
Serta terjadinya gempa bumi di 2 daerah Sulawesi Barat, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyatakan, Tahun 2021 Indonesia diprediksi masih tetap aktif gempa, peristiwa ini dalam setahun akan mengalami kejadian sebanyak 6.000 kali, dikarenakan sumber gempa mengalami 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sersan aktif,. Ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Di kutip dari hasil wawancara dw.com (20/01/2021)
Menurut laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat ada 185 bencana alam di Indonesia periode 1-21 Januari 2021. Kemudian, dampak bencana alam menimbulkan banyaknya 1.354.508 jiwa mengungsi, 166 jiwa meninggal dunia, dan 1.210 jiwa luka-luka serta 11 hilang. Di kutip dari Twitter BNBP Indonesia (21/01/2021)
Selain itu, dampak bencana alam ini merusak berbagai macam fasilitas publik dan rumah milik masyarakat. Total 36 fasilitas publik rusak diantaranya 18 fasilitas pendidikan, 15 fasilitas peribadatan, dan 3 fasilitas kesehatan. Sedangkan, untuk total rumah terdapat 1.896 rumah rusak dengan 147 rumah rusak berat, 63 rumah rusak sedang, dan 1.686 rumah rusak ringan. Serta rusak fasilitas umum lainnya terdapat 2 kantor dan 25 jembatan rusak. Di kutip dari Twitter BNBP Indonesia (21/01/2021)
185 kejadian bencana alam terparah ini banyak di dominasi oleh:
- Bencana banjir dengan 120 kejadian.
Dampak peristiwa banjir yang terparah terjadi di Kalimantan Selatan pada Jumat, 12 Januari 2021 pukul 16.00 WIB dan 19.00 WIB.
Mengutip dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan menyatakan kawasan banjir mengakibatkan 21 orang meninggal, 110 fasilitas peribadatan terendam, 76 sekolah rusak, 66.768 rumah kebanjiran, 21 jembatan rusak, dan 18.294 kilometer jalan rusk. Masyarakat yang terdampak banjir 120.284 KK, 342.987 jiwa, dan 63.608 orang mengungsi. Di kutip dari Tempo.co (21/01/2021)
Bencana banjir Kalimantan Selatan ini tersebarnya di berbagai daerah:
- Kota: Banjar Baru, Tanah Laut, Banjarmasin
- Kabupaten: Tapin, Banjar, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Tabalong, Hulu sungai selatan, Batola. Di kutip dari antaranews (21/01/2021)
- Bencana tanah longsor dengan 30 titik.
Kejadian peristiwa tanah longsor terparah di Indonesia terdapat di daerah Sumedang pada Sabtu 09 Januari 2021 pukul 16.00 WIB dan 19.00 WIB mengakibatkan 40 Jiwa meninggal dunia (update terbaru di kutip Merdeka.com ), 25 orang terluka, 8 hilang, 14 bangunan rumah rusak, dan 1.020 orang pengunsgi. Daerah terdampak: Desa Cihanjung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Di kutip dari antaranews (21/01/2021)
- Puting beliung dengan 20 kali kejadian.
Kejadian puting beliungt terparah terjadi pada di 2 daerah yaitu di Desa Selangit, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada 02 Januari 2021 pukul 16.50 WIB dengan rusaknya 278 rumah warga dan tidak ada korban jiwa serta Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada 08 Januari 2021 mengakibatkan 11 rumah mengalami kerusakan serta beberapa pohon tumbang dan tidak ada korban jiwa. Di kutip dari Tirto.id (21/01/2021)
- Gelombang pasang & abrasi dengan 5 kejadian,
Telah terjadinya peristiwa gelombang tinggi di 2 wilayah yaitu Natuna dan Manado. Pada Rabu, 13 Januari 2021 pukul 01.20 WIB di Laut Natuna, Kepulauan Riau terjadi angina kencang dan hujan deras menjadi pemicu gelombang setinggi 6-9 meter dan menghancurkan 2 unit rumah tanpa penghuni serta tidak ada korban jiwa. Kemudian, Minggu, 17 Januari 2021 di Kota Manado, Sulawesi Utara yang menimbulkan genangan dengan tinggi 2,5 meter – 4 meter. Di kutip dari Tirto.id (21/01/2021)
- Gempa bumi 3 kejadian.
Bencana gempa bumi terparah terjadi 2 kali di Kabupaten Mamuji dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Gempa terjadi selama 3 hari berturut-turut, pada Kamis 14 Januari 2021 pukul 14.35 WITA Gempa I 5,9 Magnitudo, Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 WITA Gempa II 6,2 Magnitudo, dan Sabtu 16 Januari 2021 pukul 07.32 WITA Gempa III 5,0 Magnitudo. Dampaknya 81 orang meninggal, 743 orang terluka, 1.150 bangunan rumah rusak, 15 sekolah rusak, dan 19.435 orang pengungsi (update data BNPB 17-18 Januari 2021). Di kutip dari antaranews (21/01/2021)
Kemudian, update terbaru pada Kamis, 21 Januari 2021 pukul 19.23WIB telah terjadi gempa dengan kekuatan 7.1 Magnitudo di Timur Laut Melonguane, Sulawesi Utara. Di kutip Twitter BMKG (21/01/2021)
- Erupsi gunung berapi terparah sejauh ini.
Minggu, 17 Januari 2021 3 gunung di Indonesia mengalami erupsi dalam sehari yaitu:
– Gunung Sinabung, pada 17-20 Januari 2021 mengalami semburan abu/debu setinggi +/- 500 Meter dengan status level III (siaga)
– Gunung Merapi, pada 18-20 Januari 2021 mengalami peluncuran lava pijar dana wan panas guguran dengan status level III (siaga)
– Gunung Semeru, pada 16 Januari 2021 menyemburkan awan panas berguguran dengan status level II (waspada).
Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, ikuti aturan larangan ke zona bahaya, ikuti anjuran Mitigasi Bencana untuk tidak mendekati Puncak Gunung Merapi pada radius 5 KM, radius 1 KM pada Puncak Gunung Semeru, dan Radius 3 KM dari Puncak Gunung Sinabung. Di kutip dari laman situs pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi/PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM serta Liputan6.com (21/01/2021)
*Jasmine Mentari