Saat ini di Indonesia sedang menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), terutama di daerah yang berzona merah atau kota besar. Diantaranya adalah Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan beberapa kota lain. Akan tetapi, diterapkan PSBB ini masih terdapat perusahaan yang beroperasi (yang menyediakan bahan pokok ataupun layanan kesehatan, pelayanan IT, berita, dan listrik). Sehingga mau tidak mau, para pekerja masih keluar rumah untuk tetap bekerja di perusahaan yang masih beroperasi di tengah wabah Covid-19 yang masih melahirkan korban secara masif.
Para pekerja hendaknya tetap waspada dan membekali diri agar terhindar dari virus corona masuk ke dalam tubuh. Adapun protokol kesehatan yang digalakkan pemerintah Indonesia, harus diperhatikan dan diterapkan pekerja sekaligus oleh perusahaan itu sendiri.
Pekerja dan Perusahaan harus mengutamakan sanitasi. Seperti yang diungkapkan Dr Ali Khan (ahli epidemologi dan profesor di College of Public Health UNMC di University of Nebraska) dalam BBC News.
“Tidak peduli bekerja di rumah atau di kantor, bahwa yang terpenting adalah memprioritaskan sanitasi”
Sanitasi adalah usaha yang disengaja untuk menciptakan kesehatan di masyarakat mulai dari air, tanah udara, ataupun mencegah manusia untuk kontak langsung dengan kotoran. Bentuk sanitasi yang dilakukan oleh pekerja dan perusahaan yang tetap beroperasi di tengah-tengah pandemi adalah:
Masker dan handsanitizer
Perlindungan kecil namun besar manfaatnya ini adalah termasuk dalam himbauan sejak awal dan untuk seluruh masyarakat umum. Ketika berangkat kerja dan di tempat kerja tetap mengenakan masker, dan memastikan tangannya bersih. Minimal tetap mencuci tangan atau membersihkan dengan sabun atau hand senitizer secara berkala.
Desinfektan
Penyebab utama virus covid menyebar adalah karena droplet. Droplet adalah percikan ludah saat batuk atau bersin. Sehingga banyak alat atau benda di perusahaan sangat rentan akan droplet yang bersumber dari para pekerja itu sendiri. Seperti, gagang pintu, kulkas, atau benda yang dipegang secara langsung oleh pekerja. Sehingga perusahaan harus mensterilkan barang atau alat dengan menyemprotkan desinfektan secara intens, sekaligus pekerja yang hendak masuk ruangan kerja.
Physical distancing
Menjaga jarak dengan para pekerja lain. Di perusahaan tidak dapat terhindar dari banyak orang. Sesama pekerja harus prihatin dan mendisiplinkan diri untuk tidak kontak fisik dengan pekerja lain. Selain itu, adanya kebijakan agar tidak berdekatan, seperti mencegah antrean dalam perusahaan. Misalkan dalam sebuah swalayan, bisa dengan cara menambahkan layanan kasir. Sehingga menekan antrian, mencegah adanya kontak fisik antar pengunjung.
Sanitasi menjadi hal penting dalam usaha memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. Usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat, khususnya dalam pekerja atau perusahaan harus diimbangi dengan kebijakan perusahaan, terkait komunikasi pekerja dan menejer atau HRD.
Perusahaan harus tetap memperhatikan pekerja yang masuk di tengah merebaknya wabah Covid-19. Seperti adanya jaminan kesehatan apabila sedang bekerja atau ketika terjadi hal buruk, pekerja terjagkit virus saat bekerja. Menurut Goldstein (Mitra di firma hukum internasional Dorsey & Whitney), yaitu para pekerja yang mengambil cuti sakit, tetap di bayar. Namun tetap menghimbau, pekerja yang sakit tidak masuk kerja terlebih dahulu. Sehingga para pekerja memastikan kondisi tubuh fit dan memutuskan tetap kerja diperusahaan atau di luar rumah.
Sampai saat ini wabah covid-19 masih terus bergulir dan vaksin belum ditemukan. Dalam kondisi itu juga, aktivitas atau rutinitas bekerja tetap harus berjalan. Sehingga hal yang telah disebutkan di atas adalah upaya yang mau tidak mau masyarakat terapkan. Bagaimana beraktifitas atau produktif dengan turut mengendalikan, menekan kasus penyebaran pandemi covid-19.
*atssania zahroh
