Pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum teratasi, membuat pemangku kekuasaan melakukan segala upaya untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas kepada masyarakat. Salah satunya adalah melakukan kegiatan kampanye hidup sehat secara masif, seperti mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, memakai masker dan menjaga jarak atau yang lebih dikenal dengan singkatan 3M.
Berbagai sosialisasi dan edukasi dilakukan dalam memberikan kesadaran dan pemahaman terkait korona. Namun, respons sebagian masyarakat masih menganggap sebelah mata dan abai terhadap protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Pendekatan keagamaan bisa jadi lebih efektif. Terlebih lagi, Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya (87,2%) pemeluk agama Islam, tentunya memiliki peranan dan kontribusi besar dalam menangani masalah ini. Edukasi berbasis agama secara mendalam terkait Covid-19 sangat mungkin disambut baik dan diterima lapang dada.
Terlebih lagi, peningkatan kasus di tiga bulan terakhir menunjukan pada angka 1000 jiwa yang kian hari dapat saja mengalami lonjakan yang signifikan. Namun, di sisi lain ruang dakwah tak boleh sepi dari para jamaah-nya, karena disaat seperti inilah mereka mengisi ruang yang selama ini hampa, yakni spiritualitas.
Langkah yang dilakukan para pendakwah di setiap panggung dakwah inilah kiranya menjadi kesempatan untuk mendukung program pemerintah demi mengajak masyarakat untuk senantiasa waspada dengan adanya kemunculan virus Covid-19. Sehingga masyarakat jauh lebih memahami akan bahayanya virus ini setelah mendapatkan siraman kalbu dari para tokoh agama.
* Annisa Puspa Pramudya