free page hit counter
Blogging Should Be Fun !

Perbedaan
merupakan keniscayaan sebagai cara Tuhan (sunnatullah) memberikan
anugerah kepada manusia. Setiap manusia dari hal paling kecil memiliki
perbedaan baik secara alamiah, sosial, maupun kultural. Perbedaan mengajarkan
manusia tentang karakter saling ketergantungan (interdepedensi) dan saling
melengkapi. Manusia memang tidak sempurna, tetapi manusia bisa saling
menyempurnakan karena adanya perbedaan. Itulah anugerah dan hikmah perbedaan.

Secara
gamblang Qur’an menegaskan “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS
Al-Hujrat : 13). Dalam ayat lain misalnya disebutkan “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS Ar-Rum : 22).

Dua ayat
tersebut menegaskan bahwa perbedaan merupakan rekayasa ilahiyah dalam kehidupan
manusia. Bahkan Tuhan menyebut perbedaan itu sebagai bagian dari cara Tuhan
menunjukkan kekuasaanNya. Perbedaan bawaan seperti bangsa, suku, etnik, warna
kulit dan bahasa merupakan salah satu anugerah agar manusia saling berinteraksi
dan saling mengenal. Dalam menghadapi perbedaan ilahiyah ini tidak ada rasa inferior
dan superior. Prinsip yang harus dikedepankan adalah kesetaraan dan tanpa
diskriminasi. Tidak ada ras, suku, etnik dan bangsa yang lebih unggul dari
lainnya. Melecehkan perbedaan berarti tidak mengakui manifestasi kekuasaan
Tuhan dalam menciptakan manusia.

Selain perbedaan fisiologis dan alamiah, ada perbedaan lain yang bersifat sosial dan kultural seperti perbedaan keyakinan, agama, pandangan, dan ideologi. Tuhan juga telah menyinggung dalam Qur’an “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. موقع لربح المال Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan.”(QS Al-Maidah 48). Lalu, Allah mengakui bahwa  “Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. مواقع كازينو ” (QS At-Tagabun : 2). Dalam ayat lain, Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?” (QS Yunus : 99). Dalam perbedaan kategori kedua ini, Tuhan pun menegaskan bahwa perbedaan keyakinan, agama dan pandangan merupakan cara Tuhan untuk menguji manusia. Tuhan memang tidak ingin menjadikan manusia dalam satu pemikiran, keyakinan dan golongan. Perbedaan ini merupakan cara Tuhan menguji umat manusia dalam perbedaan. شرح 1xbet Prinsip dalam menghadapi perbedaan ini adalah toleransi, tanpa paksaan dan saling berlomba-lomba untuk berbuat kebajikan.

Dengan
demikian, manusia tidak bisa lari dan memungkiri perbedaan sebagai hukum alam
kehidupan. Siapapun yang tidak mampu hidup dalam perbedaan akan tersingkirkan
atau terisolasi dari ritme kehidupan. Manusia harus bisa menghormati dan
menghargai perbedaan agar mampu hidup dalam harmoni dan kedamaian. Menghormati
perbedaan membutuhkan jiwa besar, toleransi, empati, dan sikap saling
menghargai. Sementara, sikap yang tidak menghormati perbedaan menjauhkan
kehidupan dari rasa damai.

Manusia yang
anti perbedaan merupakan sumber konflik. Konflik muncul ketika ada kepentingan
yang mengeksploitasi perbedaan sebagai instrumen untuk memecah belah.
Kepentingan apapun baik politik, ekonomi, sosial dan budaya cenderung
memanfaatkan perbedaan sebagai sarana untuk menimbulkan konflik. inilah yang
ditakutkan ketika perbedaan tidak lagi sebagai rahmat, tetapi justru sebagai
laknat dan musibah.

Karena
itulah, perbedaan bukan alat dominasi, tetapi justru alat untuk menciptakan
harmoni. Perbedaan bukan menciptakan orang untuk berisolasi tetapi saling
berinteraksi. Perbedaan bukan menciptakan sifat tinggi hati, tetapi rendah hati
dan saling empati. Perbedaan bukan sarana untuk saling memaki, tetapi sarana
untuk saling menghormati. Perbedaan adalah anugerah Tuhan agar manusia saling
melengkapi.

Jadikan
kehidupan damai dengan menghormati perbedaan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECENT POSTS
ADVERTISEMENT
Our gallery