free page hit counter
Blogging Should Be Fun !

Cegah Krisis Pangan Saat Pandemi Corona dengan Bercocok Tanam

Di suatu pasar di kota Bojonegoro, sebanyak 296 pedagang melakukan rapid test setelah penemuan pedagang yang terpapar virus Corona hingga meninggal. Para pedagang sayur, ikan laut, bahkan penjual keliling tidak luput dari tes ini. Hasilnya, 86 diantaranya reaktif. Menurut keterangan dari Jogja International Hospital, hasil reaktif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Namun untuk pembuktian bahwa benar seseorang tertular virus Corona, hasil reaktif harus dikonfirmasi dengan tes PCR yang direkomendasikan WHO.

Hal seperti ini tentu mengkhawatirkan bagi orang-orang yang menggantungkan kebutuhan pangan mereka pada para pedagang sayur. Kalau pedagang tidak berjualan, bagaimana mereka akan makan?

Alangkah baiknya jika kita tidak menunggu sampai terlambat. Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menangani permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan lahan yang kita punya untuk bercocok tanam. Selain untuk memudahkan kebutuhan pangan kita selama masa pandemi ini, berikut adalah beberapa manfaat bercocok tanam di rumah sendiri:

  • Sebuah hobi baru

Jika selama ini kita tidak pernah berpikir bahwa bercocok tanam adalah sebuah hobi, maka ini saat yang tepat untuk melakukannya. Kita bisa melihat betapa bermanfaatnya hobi ini, bahkan sampai jauh nanti masa pandemi selesai. Kita dapat membagikan pengalaman dan ilmu yang kita pelajari selama melakukannya.

  • Meredam stres

Sebuah studi di Belanda meminta dua kelompok untuk menyelesaikan tugas yang sulit dan menyimpulkan bahwa bercocok tanam selama 30 menit setelah melaksanakan tugas tersebut menurunkan tingkat kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang mengatur stres. Jadi daripada bingung karena tidak ada kegiatan di rumah untuk waktu yang lama, lebih baik kita ambil perkakas berkebun dan mulai bekerja.

  • Membuat kita berhemat

Untuk mengantisipasi pedagang sayur berhenti berjualan, kita bisa menanam pangan yang biasa kita makan. Perhatikan apa saja bahan yang kita simpan di kulkas untuk dimasak, lakukan juga riset untuk mengetahui bahan pangan yang bisa disimpan untuk waktu yang lama dan tidak. Dengan demikian kita bisa memperkirakan dan menghemat biaya pengeluaran untuk bercocok tanam seperti membeli bibit serta pupuknya.

Sebelum memutuskan untuk bercocok tanam, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini agar kita tidak melakukan kesalahan:

  1. Tempat yang terkena sinar matahari

Perhatikan mana saja area yang terkena sinar matahari, area yang hanya sebagian terkena dan area yang tidak terkena sama sekali. Tidak semua tanaman tumbuh di area yang sepenuhnya terkena sinar matahari.

Berikut adalah 5 sayuran yang tumbuh di area yang hanya sebagian terkena sinar matahari:

  • Brokoli
  • Bunga kol
  • Kacang polong
  • Bayam
  • Kubis

Sedangkan berikut adalah 5 sayuran yang tumbuh di area yang terkena sinar matahari:

  • Tomat
  • Kentang
  • Terong
  • Paprika
  • Jagung

Dari sini kita bisa menentukan apa saja bibit yang dibutuhkan.

2. Luas lahan yang tersedia

Perhatikan area yang akan dijadikan tempat bercocok tanam. Apakah luas? Sempit? Tidak ada tempat sama sekali? Jika kita memiliki lahan yang luas, maka kita bisa langsung memulainya. Tapi bagaimana jika areanya sempit bahkan hampir tidak ada?

3.Container gardening

Gambar 1. Contoh container gardening di apartemen.

(Sumber: https://cfaes.osu.edu/sites/cfaes_main/files/CFAES_OrgChart.pdf/news/ThinkstockPhotos-495007825.jpg)

Kita bisa mencoba metode container gardening seperti gambar di atas. Tanam bibit di pot yang mudah untuk dipindahkan jika sewaktu-waktu diperlukan. Atur aliran air sehingga bisa mencukupi semua tanaman.

  • Vertical gardening

Gambar 2. Contoh vertical gardening.

(Sumber: https://news.okstate.edu/articles/agricultural-sciences-natural-resources/images/palletgarden1.jpg)

Sesuai namanya, penanaman dilakukan di lahan vertikal. Kita bisa menggunakan pagar untuk menumbuhkan tanaman rambat seperti kacang polong dan ketimun, atau menggunakan tempat sepatu untuk tanaman pendek seperti selada dan rempah-rempah. Untuk melindungi tanaman dari hewan herbivora, kita bisa menggunakan kawat ayam.

  • Kebutuhan air

Apakah tempat kita bercocok tanam bisa diakses air dengan mudah? Penting untuk kita menganalisa bagaimana kita akan mengairi tanaman tersebut. Tanaman akan butuh disiram setidaknya dua kali seminggu di pagi dan malam hari, tergantung curah hujan dan jenis tanamannya. Lakukan riset untuk mengetahui berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman kita.

            Demikian manfaat dan panduan untuk bercocok tanam di rumah. Bagi para pemula, bisa mengikuti tips di sini. Semoga kita bisa selalu menjaga kesehatan jasmani dan rohani di masa pandemi Corona ini.

*Safira Nissa Al-Dieka

Referensi:

https://www.moneycrashers.com/how-to-save-money-with-a-home-garden/
https://www.goodhousekeeping.com/home/gardening/a20706435/vegetable-garden-tips/
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5005735/269-pedagang-pasar-bojonegoro-di-rapid-test-86-reaktif
https://rs-jih.co.id/readmore/mengenal-rapid-test-covid-19
https://news.detik.com/berita/d-5005481/seruan-terus-bercocok-tanam-di-tengah-ancaman-krisis-pangan
https://cfaes.osu.edu/news/articles/containers-let-gardeners-plant-flowers-vegetables-in-small-spaces
https://news.okstate.edu/articles/agricultural-sciences-natural-resources/2018/vertical_gardening.html
https://www.gardensalive.com/product/first-time-veggie-gardenwhere-to-start/you_bet_your_garden
http://hpq.sagepub.com/content/16/1/3.short
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECENT POSTS
ADVERTISEMENT
Our gallery