Pada 11 Januari 2021, Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara sah mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 produksi Sinovac dinyatakan halal karena telah mengikuti seluruh prosedur juga tahapan halal dan suci. Dalam proses sertifikasi halal, ada tujuh proses yang harus dilalui, yaitu permohonan, pemeriksanaan, penetapan, pengujian, pengecekan, fatwa dan penerbitan sertifikasi halal (Adilah, 2021).
Penetapan kehalalan produk tentu saja berkaitan dengan sertifikasi BPOM. Pada hari yang sama, Badan POM memberikan Emergency Use Authorization efikasi 65,3% untuk CoronaVac produksi Sinovac dengan bekerjasama bersama Bio Farma.
Izin tersebut dapat diberikan dengan mempertimbangkan keadaan darurat dan juga manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko, apabila tidak ada vaksinasi. Terlebih lagi belum terdapat alternatif lain hingga saat ini. Efikasi 65,3% pun sudah mengikuti ketetapan internasional untuk digunakan dimana standar yang dibolehkan adalah 50% (Lidyana, 2021).
Juru Bicara Satgas Covid-19 mengatakan bahwa sejauh ini tidak menerima efek samping yang membahayakan dan hanya efek samping ringan setelah vaksinasi berupa ruam kemerahan pada lokasi bekas suntikan dan efek sistemik seperti pusing (CNN Indonesia, 2021).
Dengan ketiga hal tersebut, dapat membantu masyarakat untuk meyakinkan diri terhadap kehalalan dan kesiapan dalam proses vaksinasi bukan? Teruntuk para pembaca, sudah siap mengikuti program vaksinasi belum?
Memilih Dengan Pintar Mengenai Kabar Vaksinasi
Pertama, kita harus bisa mencerna kembali berita yang dibaca dan diutamakan membaca dari portal berita resmi. Semakin berkembangnya kabar di media sosial, opini ngawur dan hoax sudah menjadi makanan setiap harinya. Semua itu tergantung kepada pembaca. Iya, kamu yang membaca unggahan atau cuitan tersebut.
Ketika memutuskan untuk menjadi pembaca pintar, hal lain yang perlu dilakukan adalah menambah ketebalan saringan dari apa yang kita baca. Utamakan untuk mencari tahu fakta terlebih dahulu dari portal berita resmi, sebelum kamu memberitahu kepada orang lain mengenai opinimu. Jangan sampai kamu menjadi pembaca yang tidak bijak dan menyebar berita yang salah ya!
Pada tahun 2021 ini, siapa sih yang tidak memiliki aplikasi WhatsApp? Di dalam aplikasi WhatsApp biasanya ada banyak group untuk chatting. Tidak hanya rekan kerja ataupun sekolah, tetapi WhatsApp Group keluarga pun seringkali mengirim pesan-pesan ataupun broadcast yang diteruskan entah darimana sumbernya. Sanak keluarga yang berniat baik untuk memberitahu berita terkini, nyatanya tidak selalu memberikan berita yang sebenar-benarnya dan banyak diantaranya yang tidak terjadi dan tidak ada.
Maka dari itu, cara kedua untuk memilih dengan pintar kabar mengenai vaksinasi adalah dianjurkan untuk para pembaca harus memperhatikan sumber dari pesan yang sekiranya diteruskan oleh teman-teman di grup yang dimiliki.
Ketiga, bijak dengan pendapatmu. Setelah banyak mengetahui mengenai vaksinasi, tentunya kamu akan menciptakan pendapatmu sendiri. Selain memilah apa yang kamu baca, kamupun harus bijak dan pandai memilih apa yang akan kamu tulis atau utarakan di flatform media sosial. Tidak baik ketika kamu menyerang orang yang berbeda pendapat denganmu dan mulai beradu pendapat.
Dalam keadaan pandemi seperti ini, alangkah baiknya untuk selalu berpikir positif dan tenang dalam bertindak ataupun berpikir. Pandemi ini benar-benar terjadi di hadapan kita semua, maka dari itu, pikirkanlah baik-baik keputusanmu supaya tidak menyesal di masa yang akan datang. “Mencegah lebih baik daripada mengobati”, menjadi peribahasa yang tepat untuk keadaan saat ini. Jangan lupa jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker ya!
* Lathifa Husna