free page hit counter
Blogging Should Be Fun !

Mengenal Sosok Raden Ayu Lasminingrat: Cendekiawan Sunda yang Dikenang Google Doodle Hari Ini

Ilustrasi: Anita Rahmawati

DUTADAMAIJAWABARAT.ID – Dalam merayakan ulang tahun ke-169 Raden Ayu Lasminingrat, Google Doodle memajang wajahnya dan ornamen yang melambangkan pemberdayaan perempuan serta pendidikan perempuan.

Google menghargai peran penting Lasminingrat dalam membuka jalan bagi generasi perempuan Indonesia di masa depan. Dalam sebuah pernyataan, Google menulis bahwa doodle hari ini merayakan ulang tahun penulis dan cendekiawan Sunda yang telah menjadi pelopor dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia.

Dalam doodle ini, kita dapat melihat sejumlah ornamen yang melambangkan pendidikan, seperti siswa yang sedang belajar dari guru di bawah pondok, dan tangan yang sedang menulis. Selain itu, terdapat pula ornamen burung, tangga, bunga, dan matahari yang bersinar. Google menambahkan bahwa doodle ini dibuat untuk memperingati kehidupan para seniman, pelopor, dan ilmuwan terkenal, serta untuk merayakan peristiwa penting.

Menurut Google, ide untuk membuat doodle datang dari berbagai sumber, termasuk karyawan dan pengguna Google. Proses pemilihan ide dilakukan untuk memilih perayaan yang menarik dan mencerminkan kepribadian serta kecintaan Google akan inovasi.

Membuat doodle juga menjadi upaya kelompok untuk memeriahkan halaman beranda Google dan membawa senyum ke wajah para pengguna Google di seluruh dunia. Tim doodle Google telah menciptakan lebih dari 5.000 coretan untuk halaman beranda Google di seluruh dunia.

Lantas Siapa Sebenarnya Raden Ayu Lasminingrat?

Raden Ayu Lasminingrat merupakan cendekiawan perempuan Sunda pertama yang memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia, sebelum R.A Kartini dan Dewi Sartika.

Lahir pada 29 Maret 1843 di tanah Sunda, Lasminingrat meninggal pada usia 105 tahun pada 10 April 1948. Ia dimakamkan di belakang Masjid Agung Garut bersama suaminya. Ayahnya adalah seorang ulama dan sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa, yang juga dikenal sebagai pelopor pendidikan bumiputera dengan mendirikan sekolah Eropa.

Meskipun bersekolah di Sekolah Belanda di daerah Sumedang, Lasminingrat memiliki kecerdasan luar biasa dan menjadi satu-satunya perempuan pribumi yang mahir dalam berbahasa dan menulis bahasa Belanda pada saat itu. Dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya, ia menjadi tokoh perempuan pertama yang memajukan gerakan emansipasi perempuan dan juga menjadi aktivis pendidikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peran serta kesetaraan perempuan di Nusantara..

Pada tahun 1879, Lasminingrat mulai mengajar anak-anak Sunda dengan materi moral, agama, ilmu alam, psikologi, dan sosiologi yang ia sisipkan dalam buku bacaan berbahasa Sunda. Ia mengadaptasi cerita-cerita tersebut dari bahasa asing ke dalam budaya Sunda dan bahasa yang mudah dipahami.

Pada tahun 1907, ia mendirikan Sakola Kautamaan Istri di Ruang Gamelan, Pendopo Garut. Sekolah yang didirikannya berkembang dengan pesat dan pada tahun 1913, mendapat pengakuan resmi dari Pemerintah Hindia-Belanda.

Lasminingrat mendapatkan penghargaan dan kompensasi tetap bulanan dari Pemerintah Kolonial atas kepiawaiannya dalam mendidik dan mendirikan banyak sekolah bagi kaum bumiputera-bumiputeri di Nusantara.

Daftar Karya Raden Ayu Lasminingrat

Lasminingrat, yang terampil dalam menulis dan ahli bahasa, telah menerbitkan beberapa karya tulis yang bahkan digunakan sebagai buku teks. Karyanya tidak hanya dikenal di Garut, tetapi juga menyebar ke daerah di luar Jawa dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Beberapa karya tulis Lasminingrat antara lain Carita Erman (1875) dan Warnasari atau Roepa-roepa Dongeng Jilid I dan II. Buku-buku ini tidak hanya tersedia dalam bahasa dan aksara Sunda, tetapi juga dalam aksara Jawa dan alfabet Latin.

Sumber tulisan: Diolah dari kompas.com, suara.com dan sindonews.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECENT POSTS
ADVERTISEMENT
Our gallery