Dalam tradisi masyarakat Islam di Indonesia, ada istilah Rabu ‘Wekasan’
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Rabu Wekasan? Simak penjelasan di bawah ini.
Merujuk pada kalender nasional, Rabu 4 September 2024 adalah penghujung bulan Safar 1446 H atau 30 Safar, bulan kedua dalam kalender hijriah.
Dalam tradisi masyarakat kita, Rabu terakhir di bulan Safar ini disebut dengan Rebo Wekasan (Rabu Wekasan), yang diidentikkan hari yang membawa malapetaka.
Sejarah Masa Jahiliah
Sejak masa jahiliah kuno, termasuk bangsa Arab, meyakini Safar sebagai bulan sial. Anggapan sial ini telah terkenal pada umat jahiliah dan masih ada di kalangan muslimin hingga saat ini.
Syekh Abdul Hamid Quds, dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur, menjelaskan bahwa banyak para wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi (kasyaf) mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah swt menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Atas dasar itu, menjadi tradisi di masyarakat, pada malam atau hari Rabu Wekasan melakukan amalan tertentu. Di antaranya melaksanakan shalat empat rakaat, membaca surat Yasin, berdzikir, membaca doa, dan lainnya.
Kendati demikian, di dalam Al-Qur’an dan hadits nabi sendiri sudah ditegaskan bahwa tidak ada hari atau bulan sial, karena segala sesuatunya terjadi atas kehendak Allah, namun tradisi tersebut masih berlangsung sampai saat ini.