free page hit counter
Blogging Should Be Fun !

3 Prinsip yang Harus Dimiliki Duta Damai

BALI – Pesatnya perkembangan penggunaan internet di Indonesia, menyebabkan infiltrasi paham radikalisme dan terorisme  tidak hanya tersebar melalui jaringan offline atau tatap muka saja. Kelompok radikalisme memanfaatkan hal tersebut dengan menyebarkan berbagai konten negatif berupa ujaran kebencian, fitnah, ajakan kekerasan serta aktivitas lainnya yang dilakukan di dunia maya.

Riset Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia pada tahun 2017 menyimpulkan bahwa, media sosial menjadi medium yang mempercepat tersebarnya paham radikalisme. Yang biasanya memakan waktu 5-10 tahun dari terpapar radikalisme sampai melakukan aksi terror, jika hal tersebut dilakukan secara offline.

Berangkat dari hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membentuk Pusat Media Damai (PMD) yang dalam pelaksanaannya, PMD membentuk relawan “pasukan dunia maya” guna membanjiri konten-konten perdamaian di dunia maya atau yang dikenal dengan Duta Damai Dunia Maya.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang dilaksanakan di Hotel Prama Sanur Beach, Bali (4-5/03/20), tercatat sudah terbentuk 13 Regional dengan 129 orang pengurus Duta Damai Dunia Maya yang terus berkomitmen menyebarkan narasi perdamaian baik berupa kegiatan positif maupun memproduksi konten-konten positif di dunia maya, seperti di website dan media sosial.

Redaktur pelaksanaan PMD, Abdul Malik, mengatakan organisasi Duta Damai merupakan organisasi sukarela, non profit yang tidak memiliki kepentingan politik apapun dan memanfaatkan ruang dunia maya untuk menyebarkan konten positif dalam rangka pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Kamis, (05/03/20).

“Duta Damai itu bukan organisasi pfofit, bukan kepentingan politik, jadi tidak ada perebutan kekuaasan seperti DPR. Kegiatan-kegiatan langsung di setiap wilayah itu hanya bagian kecil tapi yang luasnya itu di dunia maya. Duta Damai sedang membangun dunia maya, dan perdaban,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, sebagai relawan, Duta Damai mesti memiliki pandangan objektif, anti buruk sangka dan anti pelecehan guna melakukan penyelarasan dengan tujuan awal berdirinya.

“Harus punya komitmen tiga ini. Selain itu jiwa kerelawanan, solidaritas, kebersamaan dan gotong royong itu harus dimiliki,” tukasnya

*Siti Ressa

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECENT POSTS
ADVERTISEMENT
Our gallery